Jika Engkau Mencintai Allah maka Ikutilah Nabi Muhammad

Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 3:31)

Menuntut Ilmu adalah Kewajiban kita

“Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim. (HR. Ibnu Majah)

Tauhid adalah pokok dari agama

Tauhid (Arab :توحيد), adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah. Dibagi atas tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat.

Pemuda Mengubah Dunia

Bila kita buka kembali sejarah bahwa konstatinopel ditaklukkan oleh seorang pemuda, Muhammad Al-Fatih


Ebook Murah Belajar Service Laptop ++

Sunday, December 30, 2012

[Download] Rekaman DAURAH NASIONAL FIQIH & USHUL FIQIH Makassar

Bismillah.
Alhamdulillah dengan kemudahan dari Allah, akhirnya kami bisa menyelesaikan proses upload rekaman lengkap Daurah Fiqih & Ushul Fiqih Makassar yang diadakan pada tanggal 16-24 Rajab 1432 H / 18-26 Juni 2011 di Ponpes As-Sunnah Makassar. Sebenarnya sejak ramadhan 1432H lalu kami ingin menguploadnya, tetapi karena kesibukan dan beberapa kendala teknis, barulah kesempatan ini kami bisa menyediakan downloadnya. Jazakumullahu khairan atas kesabarannya.
Seluruh file ini adalah copyright sepenuhnya dari Panitia Daurah Fiqih & Ushul Fiqih Makassar, jadi dibolehkan seluas-luasnya dalam bentuk apapun untuk menyebarkannya selama tidak ada unsur komersial. Bagi yang ingin memiliki DVD MP3nya dengan kualitas suara terbaik (total 46 File Mp3 & e-book materi kitab yang dibahas), bisa membelinya langsung ke panitia di 085299057243. Untuk info selanjutnya, silahkan klik di Penawaran DVD Rekaman Daurah Fiqih & Ushul Fiqih

Adapun isi dari rekaman ini terbagi menjadi 4 :
1. Rekaman 100 Kaidah Ilmu Fiqih (Rekaman Kaidah 1-100)
2. Rekaman Kaidah Ushul Fiqih (File No. 31-44)
3. Taushiyah (ba’da dhuhur) yang diisi oleh beberapa ustadz yang juga mengikuti Daurah Nasional Fiqih dan Ushul Fiqih ini.
4. Rekaman tanya jawab dari Peserta yang hadir di lokasi daurah dan yang mendengarkan via Radio Streaming www.an-nashihah.com (termasuk rekaman khusus sesi tanya jawab di hari terakhir daurah yang berdurasi sekitar 1 jam 19 menit)
Untuk materi e-book, silahkan di download :
1. Kitab Al-Qawa’id Al-Kulliyyah wa Adh-Dhawabith Al-Fiqhiyyah
2. Kitab Ushul Fiqih Al-Waraqat

Jazakumullahu khairan untuk ILMOE.COM yang telah menyediakan space untuk file hosting rekaman kajian daurah ini. Bagi yang ingin mendownload kajian ilmiah islami lainnya, silahkan kunjungi www.ilmoe.com untuk mendownloadnya secara gratis.
Daftar Download (jika ada link yang error mohon untuk konfirmasinya via web www.an-nashihah.com / www.almakassari.com, agar kami dapat memperbaikinya) :

01. Muqaddimah Daurah Nasional Fiqih & Ushul Fiqih> 11M
02. Pendahuluan, Kaidah 1-4 Pembagian Hadats,Pembagian Thaharah,Syarat Thaharah,Sunnah Wudhu.mp3> 13M
03. Taushiyah Hari 1-Ustadz Khidir.mp3.> 7.0M
04. Kaidah 5-6-7 Kewajiban Wudhu,Pembagian Mandi,Hal Yang Tertahan oleh Sebab Haid dan yang Wajib Dilakukan ketika Haid.mp3> 12M
05. Tanya Jawab Hari Ke-1.mp3> 2.3M
06. Kaidah 8-12 Sunnah Mandi, Apa yang Keluar dari Kemaluan Laki-laki, Apa yang Keluar dari Kemaluan Perempuan, Beberapa Keadaan Perempuan yang Istihadhah, Perubahan Kebiasaan Haid.mp3> 11M
07. Kaidah 13-16 Sesuatu yang Dipakai Bersuci, Syarat Wajib dan Sahnya Shalat, Pembagian Shalat Ditinjau dari Hukumnya, Pembagian Shalat Ditinjau dari Tata Cara Shalat.mp3> 15M
08. Kaidah 17-21 Shalat yang Memiliki Khutbah & Dimulai dgn Apa Khutbah tsb, Pembagian Ibadah Dilihat dari Waktunya, Jenis Duduk dalam Shalat, Rukun-rukun Shalat, Kewajiban Shalat.mp3> 11M
09. Kaidah 22-25 Sunnah Shalat, Sebab Sujud Sahwi, Waktu Terlarang Shalat, Pembagian Shalat di Waktu Terlarang.mp3> 9.4M
10. Taushiyah Hari Ke-2 Ustadz Luqman Jamal.mp3> 5.6M
11. Tanya-Jawab Hari Ke-2.mp3> 3.6M
12. Kaidah 26-31 Harta yang Wajib Zakat, Syarat Wajib Zakat, Hukum Dikeluarkannya Hewan Jantan dalam Zakat , Hukum Zakat pada Waqash (antara 2 Kewajiban), Yang Berhak dan Tidak Berhak Menerima Zakat, Pembagian Puasa.mp3> 14M
13. Kaidah 32-35 Syarat Wajib Haji, Tempat dan Waktu Haji, Larangan ketika Ihram, Rukun dan Kewajiban Haji.mp3> 14M
14. Kaidah 36-39 Sumber-sumber Harta, Bentuk Aqad, Syarat Jual Beli, Syarat pada Jual Beli yang Dibolehkan dan Dilarang.mp3> 11M
15. Kaidah 40-42 Pembagian Khiyar dalam Jual Beli, Syarat-syarat Jual Beli Salam, Penguat Hak-hak.mp3> 8.8M
16. Taushiyah Hari Ke-3 Ustadz Shodiqun.mp3> 5.2M
17. Tanya Jawab Hari Ke-3.mp3> 4.3M
18. Kaidah 43-48 Tempat yang Disyariatkan Penahanan (Al-Habs), Tanda-tanda Baligh, Apa-apa yang Ditujukan Padanya Jual Beli dan Hibah , Jenis Syarikat (kerjasama), Syarat Ijarah (sewa menyewa), Syarat Syuf’ah.mp3> 13M
19. Kaidah 49-53 Tangan-tangan Kepemilikan, Hal yang Menyebabkan Kepemilikan, Jenis dan Hukum Barang Temuan, Syarat Waqaf, Rukun Wasiat.mp3> 11M
20. Kaidah 54-57 Sebab-sebab Mewarisi, Siapa Saja yang Mewarisi dan Pembagiannya, Hak Waris yang Telah Ditentukan di Al-Quran, Mewarisi secara Fardh atau Ta’shib atau Keduanya secara Bersamaan.mp3> 9.6M
21. Kaidah 58-62 Syarat-sah Nikah, Jenis-jenis Mahram dalam Pernikahan, Aib yang Dapat Menentukan Pilihan dalam Nikah, Syarat Ila’, Pembagian Perempuan yang Menjalani Iddah.mp3> 13M
22. Taushiyah Hari Ke-4 Ustadz Abu Ahmad.mp3> 4.2M
23. Kaidah 63-68 Jenis Membunuh, Syarat Qishash dan Pelaksanaannya, Anggota Tubuh Manusia , Syarat Halalnya Hewan Buruan dan Sembelihan, Jenis Kaffarah, Syarat Qadhi (Hakim) dan Mujtahid.mp3> 15M
24. Kaidah 69-74 Dasar-dasar Hukum, Tempat-tempat Saksi Diminta Bersumpah, Orang-orang yang Wajib untuk Bersumpah, Keadaan Barang Sengketa, Sumber Persaksian, Syarat Diterima atau Tidaknya Persaksian.mp3> 10M
25. Kaidah 75-79 Bentuk Persaksian (Ditinjau dari apa yang dipersaksikan), Keadaan-keadaan Sumpah, Bentuk2 Bolehnya Mengambil Brg Org Lain tnp Izin Pemiliknya, Kepemilikan yang belum Sempurna, Sebab Berpisahnya Suami Istri.mp3> 11M
26. Kaidah 80-87 Bentuk Kepemilikan, Keadaan Si Pemilik Dilarang Menggunakan Miliknya, Hukum seputar Perempuan, Pengguguran Hkmn Mati, Sesuatu yg tdk Diganti kalau Dirusak, Sebab2 Tdk Blh Jima’ dgn Istri, Hukum Tanggungan.mp3.> 9.9M
27. Taushiyah Hari Ke-5 Ustadz Abdurrahim.mp3> 4.5M
28. Tanya Jawab Hari Ke-5.mp3> 3.2M
29. Kaidah 88-94 Menempuh Salah Satu dr 2 Mafsadat utk Menghlngkn Mafsadat yg lbh Besar, Brg2 yg Penggunaannya Perlu Izin Hakim,Jenis2 Brg2 Dirusak yg hrs Ditanggung,Sebab Ganti Rugi,Jenis2 Maksiat.mp3> 12M
30. Kaidah 95-100 Hukuman yg dibayar dgn Harta,Keadaan dimana Diam=Berbicara,Menyegarakan Sst sblm Waktunya,Hukum yg Disandarkan kpd Sangkaan,Keyakinan dan Keraguan, Jenis2 Kesamaran.mp3> 9.9M
31. Pendahuluan Ushul Fiqih dan Kitab Al-Waraqaat.mp3> 10M
32. Definisi Ushul Fiqih secara Bahasa (Al-Ushul, Fiqih, Hukum, Hukum Taklifiyah, Hukum Wadi’iyah).mp3> 8.7M
33. Taushiyah Hari Ke-6 Ustadz Nashr bin Abdul Karim.mp3> 6.5M
34. Tanya Jawab Hari Ke-6.mp3> 3.6M
35. Anwa’ulAhkam (Jenis-jenis Hukum).mp3> 13M
36. Defenisi Ilmu, Jahl, Nazhr, Istidlal, Dalil, Dzhan, Syak, Ushul Fiqih.mp3> 9.6M
37. Aqsamul Kalaam-Al Amr (perintah).mp3> 13M
38. Nahyu-Aam.mp3 12M
39. Khaash, Takhshish.mp3> 10M
40. Mujmal, Mubayyan, Zhahir, Muawwal, Al-Af’al, Taqrir.mp3> 12M
41. Nasakh, At-Ta’arudh Baynal Adillah.mp3> 11M
42. Taushiyah Hari Ke-8 Ustadz Azhari.mp3> 4.4M
43. Ijma’-Qoulus Shahabiy-Al-Akhbar-Qiyas.mp3> 20M
44. AlHazhr wal Ibaahah, AlIstishaab, Tartibul Adillah, Syurutul Mufti wa Al-Mustafty, AlIjtihaad.mp3> 12M
45. Taushiyah Hari Ke-9 Ustadz Shobaruddin.mp3> 5.7M
46. Tanya Jawab Hari Terakhir.mp3> 10M

Download Dauroh Jati Asih Bekasi dengan Ustadz Dzulqarnain

Alhamdulillah,
dauroh dengan tema "Ulas Tuntas aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah" telah diselenggarakan beberapa hari yang lalu.
Dauroh ini diselenggarakan oleh Pusat Dakwah Daar El-Salam

MP3 ini telah direkam oleh tim AnnashRadio.com, semoga dengan ini bisa saling berbagi link kebaikan.

=========== SELAMAT MEN-DOWNLOAD ========

Pembukaan
Download

Sesi 1
Download

Sesi 2
Download

Sesi 3
Download

Sesi 4
Download

Tausiyah tentang "Keutamaan Ilmu" bersama Ustadz Sofyan
Download

Sesi 5
Download

Sesi 6
Download

Sesi 7
Download

Sesi 8 + Tanya Jawab sesi 1
Download

Tanya Jawab Sesi 2
Download

Sesi 9
Download

Sesi 10
Download

Sesi 11
Download

Tanya Jawab Sesi 3
Download

Sesi 12
Download

WIDGET RADIO-RADIO ISLAM

Alhamdulillah,
setelah dicari-cari ternyata ditemukan url radio islam online + widget untuk memasangnya di blog


Saturday, December 29, 2012

TENTANG JIDAT YANG HITAM KARENA BEKAS SHOLAT

Bismillah,
Ada banyak penyebab alamiyah mengapa jidat seseorang itu menghitam karena bekas Sholat (sujud)

Sebab-seba Umum :
1. Karena kulit dikening memang sensitif, sehingga tekanan yang rutin ketika ia bersujud akan meninggalkan bekas.

2. Karena ia rutin melakukannya (sholat 5 waktu ) setiap hari seumur hidup dari ia mulai dewasa sampai sekarang.

Sebab-sebab Khusus :
1. Orang yang sholat hanya 17 rakaat sehari, agak sulit untuk meninggalkan bekas tanda hitam di jidat. Bekas sholat di jidat biasanya diperoleh oleh orang yang banyak sekali melakukan sholat Sunnat (Tathowwu) diluar sholat wajib yang 17 rakaat itu.

Katakanlah ia selalu sholat Tahiyatul Wudhu ketika selesai wudhu, ia sholat Qobliyah pada sholat2 Fardhu yang ada padanya qobliyah, ia sholat Ba’diyah pada sholat2 Fardhu yang ada padanya ba’diyah, ia sholat Dhuha, ia sholat Qiyamul Lail/Tahajjud dan Witir, ia sholat Tahiyatul Masjid, ia sholat Sunnat Fajar, ia sholat Sunnat Mutllak, ia sholat 2 rakaat antara Adzan dan Iqomah. Hal itu ia lakukan rutin setiap hari. Maka tidak kurang dari 60 rakaat ia sholat dalam sehari semalam.

2. Lama sujud yang hanya 5 sampai 8 detik agak sulit untuk meninggalkan bekas tanda hitam di jidat. Bekas sholat di jidat biasanya diperoleh oleh orang yang lama dalam melakukan sujud (dalam sujud ia banyak berdoa), hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
“Orang yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah doa ketika sujud” (SHAHIH, HR Muslim, Baihaqi. Abu Awanah)

3.Sujud dengan menekan, bukan sujud asal menempel jidat dengan lantai/sajadah, ini sesuai dengan Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
“Apabila kamu sujud, sujudlah dengan menekan” (SHAHIH, HR Abu Daud dan Ahmad)

“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menekankan hidung dan dahi ke tanah” (SHAHIH, HR Abu Daud dan Tirmidzi)

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Tidak sah shalat seseorang bila hidung dan dahinya tidak menekan ke tanah” , (HR, Daraquthni, Thabarani dan Abu Nu’aim)

Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata :
“Meninggalkan amalan karena manusia adalah riya` sedangkan beramal karena manusia adalah kesyirikan, adapun yang namanya ikhlash adalah ketika Allah menyelamatkanmu dari keduanya.”
Maksud beliau adalah apabila ada seseorang meninggalkan amal kebaikan karena takut riya` seperti dia tidak mau shalat sunnah karena takut riya’, berarti dia sudah terjatuh pada riya` itu sendiri. Yang seharusnya dia lakukan adalah tetap melaksanakan shalat sunnah walaupun di sekitarnya ada orang dengan tetap berusaha untuk ikhlash dalam amalnya tersebut.
[Lihat: Tazkiyyatun Nufuus, karya Ibnu Rajab, Ibnul Qayyim dan Abu Hamid, hal.17].

Maka, nasehat saya untuk diri saya sendiri dan kita semua adalah :
Barang siapa sengaja rajin sholat supaya jidatnya terlihat hitam, agar disegani oleh orang lain, agar dipuji orang lain, agar terlihat orang, agar dibilang Shaleh, maka sesungguhnya ia telah Riya' yang sudah mengarah kepada kesyirikan sebagaimana perkataan Fudhail bin iyadh diatas, dan boleh jadi sholatnya sia-sia”.

Sholatlah karena Allah ta'ala semata dan lakukan dengan cara yang Ittiba kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Insya Allah sholat kita tidak akan sia-sia.

http://abuayaz.blogspot.com

Friday, December 28, 2012

Contoh Program Kerja Untuk ROHIS

Muslim MudaROHIS adalah salah satu wadah yang bisa bikin kamu kaya raya, iya kaya raya nantinya di akhirat. Amiin. Bagaimana tidak, bisa saja melalui ROHIS ini teman-teman kita mendapatkan hidayah dari Allah Subhanahu Wata’ala dan itu akan menjadi amal jariyah buat pengurusnya Insya Allah.
Muslim Muda…oleh karena itu setiap ROHIS harus kreatif dalam membuat suatu program kerja agar teman-teman di sekolah kamu tertarik dengan ROHIS. Jadi ROHIS tidak terkesan kaku tapi juga menarik. Berikut contoh sederhana program kerja untuk ROHIS.

Tapi sebelum menguraikan program kerja, pengurus ROHIS kudu membuat beberapa departemen dan atau biro yang bisa mengelolah program kerja tersebut.
Contoh struktur organisasi ROHIS yang sederhana atau ROHIS pemula yaitu :
1. Pengurus Inti
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara

2. Departemen/Biro
a. Departemen Dakwah
b. Departemen Kaderisasi
c. Departemen Ekonomi
d. Biro Rumah Tangga Masjid atau Mushollah

Muslim Muda…kalau struktur organisasinya sudah ada, saatnya membuat contoh program kerja berikut ini.
1. Pengurus Inti

a. Ketua
- Mengontrol seluruh departemen
- Memimpin dan memutuskan rapat
- Meningkatkan kemampuan seluruh pengurus

b. Sekretaris
- Membuat panduan umum administrasi (persuratan)
- Mengatur jadwal rapat tiap departemen/biro
- Menggantikan posisi ketua jika berhalangan

c. Bendahara
- Membuat panduan umum system keuangan
- Mencatat semua pemasukan dan pengeluaran ROHIS

Program kerja Pengurus Inti (PI) berupa:
- Training Leadership atau LDKI (Latihan Dasar Kepemimpinan Islam)
- Pengajian Pengurus
- Rapat Pekanan
- Rapat 3 bulanan
Cat : sebaiknya PI jangan terlalu banyak prokernya, agar pengontrolan bisa maksimal

2. Departemen/Biro
a. Departemen Dakwah
Melakukan dakwah-dakwah umum, program kerjanya bisa berupa :
- Pengajian pekanan/bulanan (kamu bisa buat nama pengajiannya seperti BRILIAN=BelajaR IsLam akhIr pekAN)
- Pengelolaan website ROHIS (blogspot atau wordpress)
- SMS Dakwah
- Pembuat buletin / berlangganan buletin Islam (seperti bulletin Super Teen-nya FK2PI)
- Pembuatan jadwal kultum di mushollah

b. Departemen Kaderisasi
Departemen ini melakukan dakwah khusus untuk keberlangsungan regenerasi pengurus
- Peskil atau perekrutan pengurus baru
- Tarbiyah pekanan
- Sains (studi Al qur’an Intensif)
- Mabit (malam bina iman dan takwa) bersama pengurus
- Out Bound Islamy
- Rihlah (piknik)

c. Departemen Ekonomi
Departemen ini khusus melakukan program kerja untuk menghasilkan uang agar kegiatan bisa berjalan lancar. Prokernya bisa berupa:
- Bursa makanan ringan
- Penjualan stiker Islami
- Bursa buku dan majalah
- Pencarian donator (bisa dari siswa, guru atau ortu)
- Pengelolaan kotak infaq mushollah

d. Biro Rumah Tangga Masjid atau Mushollah (BRTM)
Brtm berfungsi untuk mengatur kegiatan di Masjid atau Mushollah. Programnya berupa :
- Pengelolaan mading ROHIS
- Pengadakan inventaris masjid dan menjaganya
- Pengelolaan perpustakaan Masjid/Mushollah
- Pembuatan jadwal kebersihan Masjid/Mushollah
- Kerja Bakti Mushollah

Muslim Muda…ini Cuma salah contoh program kerja untuk ROHIS, kalian bisa mengambil seluruhnya atau sebagian atau bisa juga kalian berinisiatif membuat program kerja . Tapi, sesuaikan dengan kemampuan dan jumlah pengurus ROHIS kalian. Kalau masih pemula, saya sarankan agar program kerjanya jangan terlalu banyak. Wallahu a’lam
Muslim Muda…kalau kalian butuh penjelasan lebih lanjut, silahkan hubungi kami di :
rohismks@gmail.com
http://www.facebook.com/home.php
http://www.facebook.com/pages/Rumah-Rohis-Konsultasi-Remaja/189636341071382

Muslim Muda…INGAT!!!!!
ROHIS HARUS JALAN, TAPI PRESTASI DISEKOLAH GA’ BOLEH TURUN
ANAK ROHIS HARUS BERPRESTASI DALAM AKADEMIK DAN UNGGUL DALAM ORGANISASI…OK..
ALLAHU AKBAR

Written by Sudirman Tahir

Gemerlap Tahun Baru, Jangan Latah

Entah direncanakan atau sekadar latah, pada malam itu orang-orang seakan secara serempak melonggarkan moralitas dan kesusilaan. Bunyi terompet diselingi gelak tawa (bahkan dengan minuman keras) bersahut-sahutan di setiap tempat. Sepeda motor mengepulkan asap hingga mirip ‘dapur berjalan’ meraung-raung. Mobil-mobil membunyikan klakson sepanjang jalan. Cafe, diskotik dan tempat-tempat hiburan malam sesak padat. Orang-orang ‘tumpah’ di jalanan dengan satu tujuan: merayakan Tahun Baru.

Sebenarnya tahun Masehi adalah tahun yang baru bagi bangsa Indonesia, karena ia tidak memiliki akar kultur dan tradisi dalam sejarah bangsa ini. Ada beberapa faktor yang dapat mendukung anggapan ini.

Pertama, latarbelakang sosio-historis. Berlakunya tahun Masehi tidak bisa dipisahkan dari pengaruh teologi (keagamaan) Kristen, yang dianut oleh masyarakat Eropa. Kalender ini baru diberlakukan di Indonesia pada tahun 1910 ketika berlakunya Wet op het Nederlandsch Onderdaanschap atas seluruh rakyat Hindia Belanda.

Kedua, karena latarbelakang teologis. Sebagaimana diketahui, kalender Gregorian diciptakan sebagai ganti kalender Julian yang dinilai kurang akurat, karena awal musim semi semakin maju, akibatnya, perayaan Paskah yang sudah disepakati sejak Konsili Nicea I pada tahun 325, tidak tepat lagi.

Jadi jelas, apa yang ada saat ini, merayakan tahun baru masehi adalah bukan berasal dari budaya kita, kaum muslimin, tapi sangat erat dengan keyakinan dan ibadah kaum Nasrani.

Hari raya merupakan hari paling berkesan dan juga merupakan simbol terbesar dari suatu agama. Karenanya, seorang muslim tidak boleh mengucapkan selamat kepada umat nasrani atas hari raya mereka. Hal ini sama saja dengan meridhai agama mereka dan juga berarti tolong-menolong dalam perbuatan dosa. Padahal Allah telah melarang kita dari hal itu. Allah Azza Wajalla berfirman, artinya:

“Dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al Maidah: 2).

Harusnya kita sadar, maraknya perayaan tahun baru merupakan sebuah upaya yang dilakukan orang kafir untuk meracuni akidah Islam yang murni tertanam dalam diri umat Islam. Perayaan tahun baru dikemas begitu apik hingga tanpa sadar kita jauh dari nilai-nilai Islam. Terlepas dari segala bentuk acaranya, keterlibatan dalam perayaan tahun baru telah membawa kaum muslimin secara tidak langsung membenarkan ajaran agama selain Islam.

Lalu bagaimana hukum merayakan tahun baru dengan niat bukan menghormati kelahiran Yesus Kristus dalam keyakinan agama Nasrani? Ya….!, sekadar senang-senang dan refreshing.
Ada baiknya kita menyimak ucapan Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu, “Janganlah kalian mengunjungi kaum musyrikin di gereja-gereja (rumah-rumah ibadah) mereka, pada hari besar mereka, karena sesungguhnya kemurkaan Allah akan turun atas mereka.” (HR. Baihaqi).
Umar Radhiyallahu ‘Anhu juga berkata, "Hindarilah musuh-musuh Allah pada momentum hari-hari besar mereka." (HR. Baihaqi).

Wallahu a’lam

 dari : rumah rohis

Hidup Itu Proses

“Perjalanan seribu mil dimulai satu langkah pertama”
_pepatah China_

Kawan ! Kalau boleh bertanya, “Pernahkah kita merasa tidak pantas mengerjakan sesuatu?”. Semacam ada rasa takut bercampur trauma. Coba ingat-ingat waktu kecil ketika anda dengan polosnya manjat pohon. Abis manjat turun sambil lompat. Apa yang anda rasakan? Sakit bahkan trauma tidak mau lagi manjat. Bedanya sekarang, sudah punya tubuh yang kuat kekar, apapun bisa dilakukan. Pernah kita berfikir akan satu nikmat ini?


Hidup itu berproses! Ada kalanya belum saatnya kita kerjakan. Dalam segala lini kehidupan-pun selalu mengakui adanya tahapan-tahapan. Maka dalam menuntut ilmu juga begitu. Bagaimana jadinya, anak SD yang baru belajar membaca langsung disuruh berpidato. Atau anak SMP dikasi pelajaran Mahasiswa semester terakhir. Kalau tidak bingung pastinya pusing.

Tidak serat merta memahamai segala ilmu tanpa ada proses. Makanya salah satu buku fenomenal, “Ihya’ulumuddin” karya imam al-Gazali jadi teka-teki. Dari buku ini banyak menginspirasi timbulnya kelompok-kelompok islam. Sebutlah sufi, paling banyak mengambil rujukan dari buku ini. Tak dipungkiri ulama ahlusunnah wal jama’ah juga banyak menukil. Sebutlah minhajul Qosidin karya Imam Ibnu Qudamah merupakan ringkasan Ihya’ulumuddin. Nah siapa yang salah, bukunya atau orang yang mempelajarinya? Kalau orang yang belajar berproses, pastinya akan tahu dan tidak kewalahan dalam membaca mempelajari suatu buku.

Atau lebih tinggi dari itu, al-Qur’an dan as-Sunnah. Sama –sama sumbernya kok hasilnya berbeda. Yang salah sumbernya atau yang mempelajarinya. Satu kata kunci, perlu proses dalam belajar. Boleh jadi baru mengerti sedikit bahasa Arab atau sama sekali tidak paham sudah berani menafsirkan al-Qur’an sendiri. Berfatwa sana sini padahal baru belajar hadits arba’in itupun terjemahan. Baru satu pekan belajar ngaji sudah berani mengeluarkan fatwa padahal urusan shlalatnya belum beres.

Sering kita dengar, “Jangan belajar sama ustadz Anu, karena sudah ditahsir”. Bayangkan makhraj huruf tahsir seharusnya tahdzir belum beres sudah berani bikin tahdziran. Ulama sekaliber Imam Bukhari saja, kalau menyebutkan salah satu perawi hadits yang mecurigakan. Masih menggunakan kata-kata, “masih perlu dikaji, . padahal itulah sehalus-halusnya komentar. Pantasnya Beliau menggunakan, “pendusta, pembohong, dajjal” tetapi itu tetap dihindari. Siapa kita dari sekedar Imam Bukhari?

Semasa kecil, apakah tidak etis kalau anak bayi langsung dikasi nasi atau jagung? Pastinya si Ibu memberi asi, lalu umur setahun dibuatkan bubur dihaluskan sebaik mungkin. Tidak sayangkah ibu kalau tidak memberi ayam goreng saat itu? Ataukah anak bayi memang tidak butuh dengan makanan bergizi tadi? Ya jawabannya butuh tapi belum saatnya.
Begitupula dalam menutut ilmu, mempelajari agama ini. Butuh proses. Jangan berharap seperti ulama-ulama dahulu kalau tidak menjalani tahapannya. Dahulu ulama mengawali karir menuntut ilmu dengan menghafal al-Qur’an begitupula hadits. Kemudian belajar bahasa arab, bahasa penduduk surga. Bahkan ada ulama cuman belajar bahasa dan ilmu alat ( nahwu shorof) sampai 10 tahun.

Tidak sampai disitu, hafal al-Qur’an paham bahasa arab belum tentu bisa menafsirkan al-Qur’an. Itulah bedanya ilmu dan fiqh alias pemahaman. Banyak orang diberi ilmu tapi tidak dikaruniai pemahaman. Maka sampai Nabi-pun berdo’a, “Ya Rabb tambahkanlah kepadaku ilmu, dan karuniakan pemahaman”.
Sehingga dalam proses itu sangat nampak pada tahapan-tahapannya. Memulai dari hal-hal yang relative mudah, lalu naik sedikit lebih tinggi. ada anekdot, apa bedanya dosen dan Guru Besar? Katanya dosen itu mempermudah apa yang sulit, sedang Guru Besar mempersulit apa yang mudah. Sesuatu yang meluas semakin diperdalam. Itulah kenapa sampai ada Prof. Wau. Karena khusus mempelajari seluk beluk asal usul huruf waw dalam bahasa arab. Padahal ini hanyalah sesuatu yang sederhana. Tetapi Karena terus digali didalami jadinya semakin sulit.

Dan dari proses kehidupan ini akan membuat kita semakin dewasa. Semakin matang akan tantangan kedepannya. Kalau anak kecil umuran sebulan langsung mau lari itu mustahil. Dia harus belajar baring dahulu, melata dan berdiri seimbang. Sedangkan untuk berjalan saja butuh proses, bagaimana lagi dengan menuntut ilmu?

Menjadi pribadi yang paripurna juga butuh proses. Dan itulah pentingnya tarbiyah dalam kehidupan. Proses perubahan pribadi seseorang menuju pribadi muslim yang muslih, mukmin, mujahid dan mutqin!
Makanya sangat diperlukan tahapan-tahapan dalam sistem pendidikaan. Menyusun karya ilmiah saja dimulai Bab I pendahuluan, rumusan permasalahan. Kalau anda langsung buat kesimpulan dan saran yakin karyanya rancu. Makanya Ibnu Khaldun punya buku berjilid-jilid. Sebelumnya ia sekedar menulis terlebih dahulu muqaddimah. Konon muqaddimah beliau tulis lebih banyak jilidnya dibanding buku (isi) sendiri. so dalam menuntut ilmu dunia saja butuh proses bagaimana lagi dengan ilmu syariat ini?

Muhammad Scilta Riska

Thursday, December 13, 2012

Menjelajah di Belantara Ilmu bersama Mata Salman ITB



A.        ALLAH MEMANJAKAN KITA

Pernah kita berfikir, mengapa Allah menciptakan kita? Yang kita ketahui selama ini bahwa Allah menciptakan untuk beribadah hanya kepada-Nya. Coba kita telusuri lebih dalam bahwa Allah ingin memanjakan kita. Hal ini tentu sangat jelas, karena Allah adalah Dzat yang Maha Berdiri Sendiri dan tak lagi butuh dengan apapun di alam jagad raya ini. Walaupun seluruh makhluknya tidak beribadah kepada-Nya, Allah tetap mempunyai Asmaul Husna yang tidak ada secuilpun yang berkurang. Karena pada hakikatnya Allah memerintahkan manusia untuk beribadah kepada-Nya adalah agar manusia bisa kembali menempati syurga setelah Nabi Adam dan Hawa turun ke dunia.
Allah yang Maha Kaya tidak pernah rugi untuk senantiasa memanjakan manusia selama hidup di dunia, dengan satu dari seratus rahmat Allah yang ada di dunia, karunia-Nya tak mampu dihitung-hitung oleh manusia. Sebagaiamana firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 18 :

“Dan jika kamu menghitung-hitung  nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Dunia bukanlah surga namun Allah memanjakan kita dengan berbagai nikmat yang sangat luas, namun sebagai seorang muslim kita harus memahami bahwa dunia hanya sementara dan harus yakin bahwa ada surga di akhirat kelak. Dunia harus dijalani dengan ketaqwaan dengan sebenar-benar taqwa baik saat mendapatkan nikmat maupun saat mendapatakan musibah atau ujian. Manusia senantiasa yakin bahwa Allah itu Maha Melihat dan Pertolongan-Nya sangatlah dekat.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al-Baqarah : 186)

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al-Isra’ : 70)

Jadi, sudah selayaknya seorang muslim untuk senantiasa bahagia karena Allah senantiasa memanjakan kita dengan nikmat dan pertolongan-Nya serta Insya Allah akan memasukkan umat muslim kedalam syurga-Nya selama tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun.
Ada tiga syarat untuk meraih kebahagiaan seorang muslim :

1.         Berdzikir kepada Allah
Allah memerintahkan kita untuk memerintahkan kita untuk berdzikir.
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya”. (QS. Al-Ahzab : 41)
Berdzikir merupakan tanda seberapa dekat seorang Hamba Allah dengan Rabb-Nya, Allah ingin agar kita senantiasa selalu dekat dengan-Nya dan tatkala seorang muslim dekat dengan Allah maka hatinya akan selalu berada dalam kedamaian dan bahagia.

2.         Jangan pernah berhenti belajar, menuntut ilmu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim”. (Shahihul Jami’ 3913)

“Ilmu adalah warisan para nabi, para nabi tidaklah mewariskan emas ataupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu, barang siapa yang mengambilnya maka telah mengambil bagian yang banyak”. (Shahihul Jami Al Albani : 6297)

Sunggguh teramat banyak faedah yang akan kita dapat bila kita faham dalam berilmu terutama dalam ilmu agama Islam. Karena dengan faqih, maka kita akan terhindar dari kesesatan. Agar menjadi orang bahagia maka harus berilmu, karena untuk meraih kebahagiaan dunia maupun akhirat itu ada ilmunya. Berbeda dengan orang-orang yang jahil, di akan bingung dalam menjalani kehidupan bahkan terkadang arah tujuan hidup dunia, akibatnya sangat mungkin ia akan jatuh dalam kesusahan dan kebinasaan.

3.         Maafkan orang lain, bersihkan hati, lapangkan dada
Akhlak yang baik merupakan cerminan baiknya iman seseorang. Ia tak lagi dipusingkan dengan keburukan-keburukan yang ia terima dari orang lain karena ia yakin bahwa tugasnya adalah untuk berbuat kebaikan dan biarlah Allah yang akan membalasnya. Tatkala ia orang lain berbuat salah kepadanya, hatinya begitu lapang untuk memaafkan karena permasalahan akan segera berakhir karenanya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

Dan jika kamu melakukan pembalasan, balaslah seperti yang mereka lakukan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, maka kesabaranmu itu lebih baik bagimu. Dan hendaklah kamu tabahkan hatimu, dan hendaklah ketabahan hatimu itu karena berpegang kepada Allah. Jangan pula kamu bersedih hati terhadap perbuatan mereka. Jangan pula kamu bersesak dada terhadap apa yang mereka rencanakan.” (QS An Nahl : 126-127).

Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa. (QS. An-Nisa: 149).

Menurut Dr. Frederic Luskin dalam bukunya “Forgive for Good”, memaafkan memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran, seperti percaya diri dan harapan serta mengurangi beban kemarahan, stres, dan penderitaan yang disebabkan olehnya. Secara fisik, kemarahan yang terpendam lama juga menyebabkan suhu tubuh meningkat dan mempersulit kita berpikir jernih.  Belum lagi gangguan-gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke dan lain sebagainya.
Memaafkan orang lain tidak akan mampu bila hatinya masih kotor sehingga dadanyapun terasa sempit, padahal dengan memaafkan orang lain sebagai tanda baiknya hati maka banyak kebaikan akan didapatkan baik jasmaniyah maupun ruhaniyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah hati.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari)


B.        INDAHHNYA BELAJAR AL-QUR’AN

Al-Qur’an merupakan bentuk masdar dari kata qara’a yang berarti membaca. Sedangkan secara syariat Al-Qur’aan dalah Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad SAW, yang terdiri atas 60 hizb (bagian), 30 juz, 114 surah dan 6666 ayat. Al-Qur’an mempunyai berbagai keutamaan dianataranyas :
a.         Al-Qur’an merupakan petunjuk manusia
Allah Azza wa Jalla berfirman :

(Al Qur’an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Ali – ‘Imraan : 138

Al-Qur’an merupakan lentera bagi orang yang beriman untuk menerangi jalan kehidupan agar tidak terjerumus dalam perkara bid’ah dan kesyirikan. Selain itu, cahaya bagi hati sehingga hati menjadi bersih dari berbagai penyakit, seperti iri, dengki, riya’, dan lain sebagainya.

b.         Yang didapat oleh pembacaSabda Rasulullah :

”Bacalah al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti memberi syafaat bagi orang yang membacanya.” (H. R. Muslim).

Setiap muslim mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih keutamaan ini, hanya orang-orang yang diberi hidayah oleh Allah yang bersungguh-sungguh untuk meraihnya. Hendaknya kita tidak menyia-nyiakan keutamaan ini karena syafaat di hari kiamat adalah hal yang sangat urgen tatkala dosa-dosa kita begitu banyak. Namun, dalam membaca dalam diatas tidak sekedar membaca melainkan harus dipahami dan diamalkan.

”Orang yang pandai membaca al-Qur’an akan ditempatkan bersama kelompok para Malaikat yang mulia dan terpuji. Adapun orang yang terbata-bata dan sulit membacanya akan mendapat dua pahala.” (H.R Bukhari & Muslim).

”Barangsiapa yang membaca satu huruf Kitabullah maka ia mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tapi alif itu satu huruf.” (H.R at-Tirmizi)

Sudah sangat jelas ini bahwa betapa luar biasanya Allah memberikan keutamaan bagi yang membaca al-Qur’an tak terkecuali bagi yang masih terbata-bata dalam membacanya.

c.         Yang belajar al-Qur’an adalah sebaik-baik manusia
Rasulullah bersabda :

”Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan yang mengajarkannya” (H.R. Bukhari).

Jadi bukan hal yang percuma, apabila satu atau dua kali kita harus untuk datang ke majelis untuk belajar mengaji, baik cara membacanya, menghafal, atau mentadaburi arti dan maknanya karena Insya Allah selama dilandasi keikhlasan dan kesungguhan maka kita akan menjadi orang yang terbaik.

d.         Al-Qur’an merupakan sumber hukum umat Islam
Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang memerintahkan kita untuk menjadikan al-Qur’an sebagai dasar atau hukum bagi umat muslim tanpa terkecuali karena dengan menjadikan al-Qur’an sebagai hukum maka hal itu adalah bukti ketaatan dan meyakini bahwa tidak keraguan kebenaran serta manfaat didalamnya

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat” (QS. An Nisa’ :  105)

e.         Belajar Al-Qur’an dikelilingi malaikat, mendapatkan kedamaian, dan

 Nabi saw bersabda: ”Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya, melainkan ketenangan jiwa bagi mereka, mereka diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan para Malaikat yang ada di sisi-Nya.” (H.R Muslim).


C.        TAZKIYATUN NAFS

Tazkiyah secara bahasa adalah masdar dari kata ( زَÙƒَّÙ‰ ) yang berarti ( Ø·َÙ‡َّرَ ) yaitu , mensucikan. Sedangkan nafs berarti jiwa. Jadi tazkiyatun nafs berarti mensucikan jiwa. Tazkiyatun nafs dalam pelaksanaan yaitu dengan membersihkan/mensucikan jiwa dari penyakit2 jiwa, kemudian menjaganya agar tetap bersih dan berusaha untuk meningkatkan kesucian jiwa. Mensucikan jiwa bisa dilakukan dengan menjalankan ibadah dengan ikhlas dan khusyu’, karena pada hakikatnya rangkaian ibadah yang diajarkan Allah dan RasulNya telah memuat asas-asas tazkiyatun nafs dengan sendirinya. Bahkan bisa dikatakan bahwa inti dari ibadah-ibadah seperti shalat, shaum, zakat, haji dan lain-lain itu tidak lain adalah aspek-aspek tazkiyah. Salah satu contoh pada pelaksanaan shalat yang juga terdiri atas aspek tazkiyatunn nafs.
Abu Hurairah radhiyallaahu anhu berkata: Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Bagaimanakah pendapat kamu kalau di muka pintu (rumah) salah satu dari kamu ada sebuah sungai, dan ia mandi daripadanya tiap hari lima kali, apakah masih ada tertinggal kotorannya? Jawab sahabat: Tidak. Sabda Nabi: "Maka demikianlah perumpamaan shalat lima waktu, Allah menghapus dengannya dosa-dosa". (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Dari hadits di atas nampak sekali bahwa misi utama penegakan shalat adalah menyangkut tazkiyatun nafs. Artinya, dengan shalat secara benar (sesuai sunnah), ikhlas dan khusyu', jiwa akan menjadi bersih, yang digambarkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam seperti mandi di sungai lima kali. Sebuah perumpamaan atas terhapusnya kotoran-kotoran dosa dari jiwa. Secara demikian, bisa kita bayangkan kalau ibadah shalat ini ditambah dengan shalat-shalat sunnah. Tentu nilai kebersihan jiwa yang diraih lebih banyak lagi. Demikian pula pada ibadah-ibadah yang lain.
Oleh karena itu, tazkiyatun nafs adalah hal yang sangat urgen dan harus selalu dilakukan oleh seorang muslim karena tidak ada manusiapun di dunia ini yang terlepas dari dosa atau kesalahan tak terkecuali nabi yang mulia Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.


D.        ANTARA ZIONIS DAN YAHUDI

Zionis adalah gerakan internasional yang didirikan Theodore Herzg, wartawan yahudi kebangsaan Austria, “Yahudi bukan agama, yahudi adalah ras tinggi (unggul) yang tak bisa hidup berdampingan dengan ras lain.”  Bahkan dalam salah satu burtukulat, “Manusia adalah yahudi, yang bukan yahudi adalah layaknya binatang”.
Berdasarkan dukungan terhadap zionis, Yahudi dibagi atas dua golongan yaitu :
a.     Neturei Karta
Kata Neturei Karta berasal dari bahas Aram yang secara harfiah berarti Penjaga Kota. Adapun secara istilah Neturei Karta adalah organisasi tertua yang menentang gerakan dan ideologi zionisme. Organisasi ini dimulai pada abad ke-18, dengan kelompok Yahudi Ortodoks sebagai pelopornya dan dipimpin oleh rabi Yisroel ben Eliezer (27 Agustus 1698-22 Mei 1760). Neturei Karta kerap menyebut di mereka sebagai Perserikatan Yahudi Penentang Zionis, dibentuk secara resmi pada 1935 sebagai reaksi atas munculnya zionisme dan rencana pembentukan negara Israel. Mereka menilai kaum zionis yang dianggap sekuler, telah mengotori Tembok Ratapan.
Penolakan Neturei Karta terhadap zionis bukan berarti mereka tidak ada permusuhan dalam hati mereka, terutama terhadap Islam. Mereka meyakini bahwa pembentukan negara Israel hanya diperbolehkan pada saat kedatangan sang juru selamat (Messiah/Imam Mahdi).

b.      Yahudi pendukung zionisme
Yahudi yang satu ini adalah pelaku zionis, dimana mereka melakukan penjajahan terhadap negara-negara di sekitar mereka, terutama negara kaum muslimin. Hati mereka telah tertanam kebencian terhadap kaum muslimin, sebagaimana firman Allah SWT,

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS Al-Maaidah 82)

Syaikh as-Sa’dirahimahullah mengatakan, “Secara umum, kedua kelompok inilah golongan manusia yang paling besar dalam memusuhi Islam dan kaum muslimin dan paling banyak berusaha mendatangkan bahaya kepada mereka. Hal itu karena sedemikian keras kebencian orang-orang itu kepada mereka (umat Islam) yang dilatar belakangi oleh sikap melampaui batas, kedengkian, penentangan, dan pengingkaran (mereka kepada kebenaran).” (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 220).

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah 120)

“Dan mereka senantiasa memerangi kalian agar kalian mau murtad dari agama kalian kalau saja mereka mampu melakukannya. Barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya kemudian mati dalam keadaan kafir, maka mereka itulah orang yang terhapus amal-amal mereka di dunia dan di akhirat. Dan mereka itulah para penghuni neraka, mereka kekal berada di dalamnya.” (QS. al-Baqarah : 217).

Oleh sebab itu tidak semestinya, bahkan haram hukumnya bagi umat Islam memberikan loyalitas mereka kepada musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Allah ta’ala berfirman :, 

“Tidak akan kamu temukan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir justru berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan rasul-Nya, meskipun orang-orang itu adalah ayah-ayah mereka, anak-anak mereka, saudara-saudara mereka, atau kerabat mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah ditetapkan Allah keimanan di dalam hati mereka, dan Allah mengokohkan mereka dengan pertolongan dari-Nya, dan Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah, ketahuilah sesungguhnya golongan Alah sajalah yang benar-benar mendapatkan kemenangan.” (QS. al-Mujadilah : 22).

Berdasarkan ayat yang mulia ini, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah mengatakan dalam kitabnya yang sangat masyhur Tsalatsatul Ushul

“Barangsiapa yang menaati rasul dan mentauhidkan Allah, maka tidak boleh baginya memberikan loyalitas (pembelaan dan kecintaan) kepada orang-orang yang memusuhi Allah dan rasul-Nya, meskipun orang itu adalah kerabat yang paling dekat.”


E.         MENGEJAR KEMENANGAN DALAM FASTABIQUL KHAIRAT

Fastabiqul khairat secara harfiah memiliki arti berlomba-lomba dalam kebaikan. Anjuran ini tertuju baik bagi laki-laki maupun perempuan. Manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan terhadap manusia dan alam sekitarnya. Dalam Islam, istilah fastabiqul khairat ini merujuk pada firman Allah :

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah :148)

Jadi sangat jelas dari ayat diatas bahwa hendaknya umat muslim untuk memacu diri dalam berlomba-lomba  dalam berbuat kebaikan sebagai bukti ketaqwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Hendaknya kita sebagai umat muslim menjadikan dunia ini sebagai medan juang untuk meraih kemenangan, yaitu surga yang telah Allah janjikan bagi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah. Bila banyak orang menjadikan barang-barang dunia sebagai bahan koleksinya, hendaknya umat muslim menjadikan pahala dan kebaikan sebagai koleksinya sebagai bahan bekal untuk kehidupan di akhirat.
Berlomba-lomba dalam kebaikan bukan berarti tidak adanya tolong menolong dalam menuju kebaikan, karena Allah sendiri yang memerintahkan untuk tolong menolong dalam kebaikan dan menjauhi dalam berbuat keburukan.

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah : 2)

Menurut Ibnu Katsir, berdasarkan redaksinya, ayat ini memiliki makna umum, yaitu bagi semua hamba agar senantiasa tolong menolong dalam melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran sebagai realisasi dari takwa. Sebaliknya, jangan sampai seorang hamba berbuat kebatilan (kemunkaran) yang akan melahirkan dosa dan permusuhan bagi sesama manusia.


F.         KHAIRU UMMAH (UMMAT TERBAIK)

Khairu ummah atau umat terbaik pada intinya adalah umat yang mati dalam keadaan yang terbaik (khusnul khatimah) karena percuma saja dalam hidupnya berbuat baik numun menjelang kematian ia menjadi kafir. Menjadi khairu ummah dapat disimpulkan berjuang untuk mati dalam keadaan yang terbaik, yaitu baiknya iman dan taqwa.
Selain itu, umat islam dalam hidupnya merupakan umat terbaik, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

“Adalah kamu sebaik-baik umat yang diutus untuk manusia menyuruh berbuat baik (ma’ruf) dan mencegah dari perbuatan munkar dan beriman kokoh kepada Allah…” (QS. Ali ‘Imran : 110)

“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Ku sempurnakan atas kamu nikmat-Ku dan telah Ku ridhai Islam sebagai agamamu”. (QS. Al-Maidah : 5)

Menjadi umat terbaik maka menjadikan hidup dunia sebagai ladang-ladang yang harus ditanam dengan kebaikan dan ketaqwaan yang hasilnya akan dipetik tatkala ia telah meninggalkan dunia. Karena dunia pada hakikatnya adalah persinggahan yang tak lama akan ditinggalkan jadi harus dimanfaatkan untuk menjadi umat terbaik yaitu mempunyaii derajat yang tinggi dihadapan Allah Azza wa Jalla. Umat terbaik tak lepas dari agama yang sempurna yaitu agama Islam yang dibawa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Agama Islam sudah sempurna sehingga tidak tidak perlu lagi ditambahkan atau dikurangi, namun kenyataannya sekarang sekolompok orang dari umat muslim dengan sengaja melakukan amalan-amalan yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah (bid’ah) seolah-olah amalan-amalan mereka lebih baik dari ajaran yang telah dibawa oleh Rasulullah dan sudah di nyatakan oleh Allah dalam surah Al-Maidah ayat 5. Hal ini menjadikan mereka merugi karena telah menyelisihi ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah perkataan Allah dan sesungguhnya sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan, ketahuilah sesungguhnya setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan ada di neraka.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Wadhdhah dalam Al-Bida’ hal.13 dan Al-Laalikaa`iy hadits ke 100 (1/84))

Namun, yang perlu perlu diperhatikan bahwa dalam umat islam ada umat yang terbaik (dalam umat islam) yaitu sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabat) kemudian generasi sesudahnya (para tabi’in) kemudian generasi sesudahnya (para pengikut tabi’in). (Muttafaqun ‘alaihi)

======
Catatan ini merupakan ilmu yang diberikan ustadz di Majelis Ta’lim Salman ITB. Adapun karena terkadang waktu yang terbatas, ketidakhadiran, ataupun materi yang terlewat maka saya lengkapi dengan referensi website dan ebook islam serta Jazakallah khair buat akhina yang membantu untuk melengkapi catatan yang terlewat.
Referensi :

2.       http://alsofwah.or.id
3.       http://hidayatullah.com

REMPELAS.com Aman dalam Berbagi
DAPAT UANG