Ebook Murah Belajar Service Laptop ++

Saturday, November 10, 2012

Dianita, Keruk Jutaan Rupiah Dari Bisnis Peyek


oleh: annas nashrullah
Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Pepatah lama itu berlaku bagi pengrajin makanan ringan, Runi N Sugiarto. Setelah usahanya terseok, kini bisnisnya sudah beromset hingga Rp100 juta perbulan.

Berada di Desa Kalijati Barat, Kecamatan Kalijati, Subang, Yuni bersama suaminya Sugiarto menempati sebuah rumah sederhana. Dari tempat tinggalnya itu, ada satu petak yang dikhususkan guna bisnis makanan ringan yang dilabeli Dianita.

Aneka makanan ringan tersedia di sana. Seperti Cheese Steek, Kacang Sangrai, Keripik Pisang, Kerupuk Kulit, ranginang, pangsit kering, dan aneka  rempeyek, dari rempeyek kacang tolo, rempeyek kacang hijau, rempeyek ikan, rempeyek kacang, rempeyek rebon, sampai rempeyek kedelai.

Dari aneka makanan ringan itu, menurut owner Dianita, Runi, peyek atau rempeyek adalah kue yang paling laku diminati pelanggannya. Semua makanan di Dianita, dikemas dan dibuat sendiri.

"Pembelinya dari Jakarta, Bandung, Jawa dan orang sini. Kalau weekend atau seperti lebaran kemarin selalu ramai. Rempeyek yang paling laku, karena ada aroma jeruknya," kata Runi kepada TINTAHIJAU.com.

Untuk satu jenis kue, dikemas pada berbagai ukuran. Dari 250 gram sampai 500 gram. Ada juga yang dibuat dalam kemasan kecil. Harganyapun terbilang murah, dari Rp5.000 sampai Rp16.000.

Selain bikinan sendiri, untuk melengkapi, Dianita menampung makanan ringan dari sejumlah home industri dan UKM seperti Keripik pisang, dodol nanas dan lainnya.

Saat weekend, toko Dianita itu dibanjiri pembelinya. Puluhan kendaraan letter B dan D kerap memnuhi jalan menuju tokonya. Wajar saja, diakui Runi, jika dalam 1 hari, omsetnya bisa mencapai Rp2.000.000 sampai Rp3.000.000.

Untuk sampai pada titik itu, bukan dilakukan dengan tanpa perjuangan. Ia menggeluti bisnis sejak 1989. Sadar suaminya seorang perwira TNI AU yang bertugas di Suryadharma Kalijati, Runi enggan menggangu aktivitas suaminya itu.

Sebaliknya, dengan kendaraan roda dua, dia harus mengirim kue bikinannya ke toko-toko. "Kadang return, jadi pemasukanpun berkurang," kenangnya.

Ya, semula, Runi mengantarkan kue bikinannya itu ke sejumlah toko. Sayangnya memasuk awal 2000, toko modern atau minimarket mulai menjamur. Kondisi itu mengakibatkan bayak toko langganannya yang tutup karena kalah bersaing dengan minimarket.

"Banyak toko langganan saya yang tutup, sekitar 2001 saya akhirnya memutuskan untuk membuka toko saja dan tidak mengantarkan kue," imbuhnya

0 comments:

Post a Comment

REMPELAS.com Aman dalam Berbagi
DAPAT UANG