Keimanan tidak akan menjadi kuat tanpa
adanya rasa cinta (mahabbah). Rasa cinta itu dapat ditimbulkan dengan suatu
pembiasaan yaitu dengan mengubah lingkungan sekitar, sehingga senantiasa
mengingatkan kita kepada orang yang kita cintai. Tanpa sadar seluruh diri kita
akan terbiasa dekat dengan lingkungan yang senantiasa berada di sekitar kita
dan timbul rasa cinta yang begitu kuat tertanam sangat dalam.
Berikut adalah langkah untuk menumbuhkan
rasa cinta kepada Allah dan Rasulullah SAW. pada diri Anak:
Rasa Cinta
Kepada Allah
"Katakanlah, jika engkau (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lahi Maha Penyayang". (QS. Ali Imran:
31)
Ibnu Taimiyah berkata: "Sungguh
kasihan para penduduk dunia, keluar dari dunia dan belum merasakan sesuatu yang
paling nikmat dariNya". Ada yang bertanya, "Apa yang paling nikmat
dariNya?". Dia menjawab: "Cinta Allah SWT".
Rasa cinta kepada Allah (mahabbatullah)
adalah rasa cinta paling tinggi yang dapat diwujudkan seorang hamba kepada
Tuhannya. Mencintai Allah menjadi bentuk syukur yang paling indah dari seorang
makhluk kepada penciptanya. Anak-anak pun sedari dini dapat diajarkan untuk
mengenal Allah SWT. Setelah mengenal dirinya dan mengenal Allah SWT dengan baik
serta terbiasa beribadah semata karena Allah SWT, anak dapat dilanjutkan kepada
tahap berikutnya. Yakni tahapan untuk belajar mencintai Allah SWT. Berikut
beberapa langkah efektif untuk mengajak anak mencintai Allah SWT:
a.
Seringlah menyebut asmaNya.
Kita terbiasa untuk mengucapkan kalimah
thayyibah atau kata-kata yang baik dan mengingatkan kepada Allah SWT, akan
mudah untuk mengajak anak berbicara baik sekaligus ingat kepada Allah. Hal ini
memang tidaklah mudah dilakukan karena pengaruh eksternal yang luar biasa
besar. Tapi, kita bisa mengupayakan untuk meminimalisir pengaruh luar dengan
banyak memberikan input positif untuk otak anak-anak kita.
b. Ajari Untuk memahami sifat-sifat Allah
Sifat-sifat Allah yang tersurat dalam
Asmaul Husna layaknya senantiasa kita ajarkan kepada anak. Baik dalam situasi
belajar maupun bermain. Asmaul Husna pun bisa kita selipkan dalam doa
sehari-hari dan dilakukan secara bergantian dari 99 sifat yanga ada. Insya Allah,
sifat-sifat Allah SWT akan tertanam kokoh dalam jiwa anak.
c. Ajari
Bersyukur.
Sewaktu dalam kondisi gembira (otak dalam
keadaan alpha) sebutlah bahwa nikmat dan rasa gembira ini datang dari Allah
SWT. Anak-anak yang kondisi otaknya dominan dalam keadaan alpha adalah saat
terbaik untuk mengajari bersyukur kepada Allah SWT. Jelilah melihat peristiwa
yang bisa kita jadikan momen untuk mengajari anak bersyukur. Walaupun peristiwa
tersebut kecil namun jika membekas dalam hati anak, pasti anak akan paham bahwa
kita harus bersyukur kepada Allah SWT.
d. Kaitkan
semua kebaikan dengan Allah SWT.
Semua kebaikan yang kita terima pada
hakikatnya adalah karena Allah SWT. Bagaimana cara menyampaikan hal itu kepada
anak-anak kita?. Allah harus senantiasa berada di lisan dan hati seorang ibu.
Seorang ibu yang di hatinya selalu mengingat Allah, dengan tulus merupakan
tenaga yang amat kuat untuk menularkannya kepada anak. Anak yang sudah
tertulari hal positif dari ibunya akan mudah mengaitkan segala apapun kepada
Allah SWT.
e.
Lakukan dengan dialogis.
Jangan dikira anak-anak kita tidak bisa
diajak berdialog. Semua anak bisa kita ajak diskusi dengan cara yang sesuai
dengan usia mereka. Semakin anak diajak diskusi, akan lebih mudah menerapkan
sesuatu yang disepakati bersama. Mengajak anak untuk memulai segala sesuatu
dengan basmalah misalnya, akan lebih berarti jika mereka sudah memahami dengan
benar mengapa mereka harus melakukan seperti itu.
Rasa Cinta Kepada Rasulullah
"Sesungguhnya telah ada pada diri
Rasulullah itu suri teladan yang baik baik orang yang menghendaki Allah dan
hari akhir". (QS. Al Ahzab: 2)
Inti dari rasa cinta kepada Rasulullah SAW
adalah menjadikannya lebih kita cintai dari pada diri, harta dan anak-anak kita
sendiri. Mencintai Rasulullah SAW merupakan salah satu pondasi keislaman kita.
Bahkan keimanan kepada Allah SWT, tidak akan sempurna kecuali dengan
mencintainya.
Cinta Rasulullah SAW sebaiknya juga kita
ajari kepada anak sedini mungkin. Semakin dini akan semakin tertanam dalam diri anak. Banyak cara yang bisa kita tempuh
untuk mengajari anak untuk mencintai Rasulullah SAW. berikut diantaranya:
a. Sering bershalawat Kepadanya.
Sebelum berdosa lantunkan shalawat dengan
keras sehingga anak bisa mendengar dan mengikutinya. Pada berbagai acara yang
mengumandangkan shalawat, anak bisa kita ajak untuk ikut serta. Di rumah pun
sering-seringlah bershalawat, misal saat menidurkan si kecil.
b. Ceritakan Kisah-kisahnya.
Kisa nabi dan rasul kini bisa kita dapatkan
dalam berbagai media, baik itu buku, CD, VCD, atau DVD. Semua kita bisa
manfaatkan agar anak bisa lebih mudah memahami kisah-kisah Rasulullah SAW.
Selain itu kita juga menggunakan sarana-sarana yang lain seperti puzzle,
permainan anak tangga anak shaleh, atau permainan kartu yang berhubungan dengan
kisah nabi. Permainan seperti ini selain menarik juga menjadi alat untuk
bermain sambil belajar.
c.
Ceritakan betapa mulia dirinya
Jangan bosan untuk menceritakan betapa
mulianya beliau. Imbangi dengan darana yang memadai. Kalau cerita-cerita yang
sedang populer sekarang dijadikan bandingan, mengapa tidak? Misalnya saja
sambil anak-anak mengagumi kehebatan Naruto, kita juga gambarkan betapa para
nabi juga mempunyai kisah yang luar biasa.
d. Jalankan sunnahnya
Rasulullah SAW sebagai pribadi yang mulia
dan diakui sebagai tokoh yang paling berpengaruh di dunia sepatutnya menjadi
panutan keluarga. Ayah hendaknya meniru perilaku dan menjalankan sunnahnya. Ibu
juga demikian adanya, sehingga anak tinggal meniru perilaku mulia kedua orang
tuanya bukan?
e. Lakukan secara dialogis
Sekali lagi, pelaksanaan sesuatu akan lebih
mantap setalah anak menyepakati dan memahaminya. Tidak ada cara yang lebih baik
ketimbang dialog. Jadikan dialog sbagai metode yang paling diperhitungkan.
0 comments:
Post a Comment